Ngga enak berantem sama kamu.
Sumpah.
Saya mencoba lari dengan banyak tidur hari ini.
Hasil: lempar-lemparin bantal dan nonjokin boneka
Ngga bisa tidur sama sekali.
Singkat kata, galau maksima.
Di mana kata-kata kemarin yang bilang sudah bunuh perasaan segala?
Tapi sungguhan kok saya udah ngga ada rasa seperti itu lagi ke kamu.
Kenapa ya saya jadi uring-uringan gaje gini gara-gara berantem sama kamu?
Berantemnya juga sebenarnya bodoh juga.
Sepenuhnya salah saya.
Cuman gara-gara saya dicuekin bentar. Alias dinomorduakan.
Atau dinomortigakan.
Hanya gara-gara saya sentimen karena merasa saya ini tidak penting buat kamu.
Padahal faktanya, saya ini emang bukan siapa-siapa.
Saya ini siapanya kamu, kok saya bisa-bisanya marah hanya karena itu?
Pacar bukan. TTM aja juga bukan. Status selingkuh aja ngga diakui sama sekali sama kamu.
Trus, kenapa saya marah ya?
Ah, sudahlah. Mungkin ini yang terbaik.
Mungkin inilah kesempatan yang bagus karena nyatanya saya memang dari kemarin ngga bisa ngga ngomong sama kamu sehari aja.
Mungkin ini plot yang udah diatur Tuhan biar saya bisa menjauh dari kamu sepenuhnya.
Dan kamu bisa mulai benci saya.
Dan kita tidak akan berteman lagi.
Dan saya bisa bertemu dan dekat dengan orang yang lain.
Orang yang sudah digariskan Sang Khalik Yang Baik untuk saya.
Pasangan hidup yang saya idam-idamkan.
Dan kamu bahagia.
Pacar kamu bahagia.
Saya bahagia.
Selesai.