Dulu pernah ada kisah saya di masa lalu, 4 tahun lalu.
Pria yang dulu berlabuh di hati saya.
Pretty face with chubby cheeks.
Dia pria kalangan sosialis dengan jam terbang tinggi,
dan satu hal yang membuat saya terpikat mati-matian,
argumen-argumen cerdas dan pengetahuan seluas samudera yang membuat saya tak pernah bosan.
Hingga setitik nila merusak semuanya.
Entah dipicu oleh apa, sikapnya yang bersahabat tiba-tiba berubah bak seekor predator yang hendak menyergap mangsanya.
Saya dipojokkan, dipermalukan, dihina.
Saya yang untungnya bermental baja akibat dibesarkan di keluarga yang keras, menganggap semua omongannya candaan lalu saja.
Lewat beberapa waktu, dia kembali bersahabat, dan sejam kemudian malah bersumpah serapah kepada saya.
Sumpah serapahnya lumayan membuat telinga sakit dan sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai candaan.
Saya berusaha berbicara empat mata, tapi tidak dihiraukan hingga saya menunggu waktu yang tepat ketika moodnya membaik.
Dan dia pun mengaku....maaf, saya bipolar.
Saat itu saya benar-benar tidak tahu apa itu bipolar.
Dia pun menjelaskan seperti apa penyakit bipolar itu.
Kalau menurut Wikipedia, bipolar itu adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim.
Penyebabnya macam-macam. Dari genetik, lingkungan, dan kondisi fisik.
Penyakit ini cukup mengerikan karena hampir semua penderitanya selalu berpikir untuk bunuh diri.
Lalu, depresi yang berkepanjangan, dan perubahan mood yang sangat ektrim dimana seringkali mereka berbuat hal-hal gila dan tidak masuk akal.
Dalam pengertian otak saya, bipolar itu = orang gila.
Gila dalam arti bahwa mereka adalah orang super freak yang dalam sepersekian detik mereka bisa melakukan hal-hal impulsif yang bahkan bisa membahayakan orang lain maupun dirinya sendiri hanya karena moodnya yang berubah-ubah.
Jujur, saya cukup tersiksa bersama dia, begitu juga dengan orang-orang di sekitar saya yang juga diperlakukan sama.
Dan, sekarang...saya pikir saya sudah bertemu dengan orang yang tepat.
Badan kurus kerempeng, dengan kacamata hitam kebesaran.
Beberapa hari pertama kita ketemu, dia bilang dia menyukai saya.
Keesokan harinya, sikapnya berubah dingin memusuhi saya.
Dan dua hari yang lalu, saat dia sedang mabuk berat, dia menelepon saya bahwa dia baru saja melakukan hal yang gila dan bahwa dia sangat sangat merindukan saya.
Saya kaget melihat dia dengan tangan penuh dengan sayatan pisau.
Saat dia sadar, saya pojokkan dia kenapa dia bisa melakukan hal itu?
Dia pun mengaku....saya bipolar...
Ah, sudahlah.
Saya tidak kuat jika harus melewati hal seperti ini lagi.
Sepertinya saya harus meninggalkan dia walau pertemuan kita sangat singkat.
Atau boleh saja kita berteman, tapi jangan lagi bicara soal cinta.
Saya takut disakiti lagi *sigh*
Bipolar absen :D
ReplyDeleteDiperlukan ekstra kesabaran memang dalam menghadapi seseorang dengan bipolar. Terkadang saat depresif dia malah cenderung menyakiti dirinya sendiri, namun di lain sisi saat pada episode manik tidak menyadari kalau telah menyakiti orang di sekitarnya
ReplyDelete