Baru-baru ini gw baca dua buku yang membuat gw merasakan sedikit deja-vu, sekaligus tersentuh dan juga senang. Dua buku yang gw baca itu adalah 'Heaven is Real' by Todd Burpo dan 'The Boy Who Came Back From Heaven' by Kevin Malarkey.

Bisa ditebak dua buku di atas ini tentang apa. Keduanya sama-sama berbicara mengenai kisah nyata tentang dua anak bocah yang mengalami near-death experience dimana mereka berdua diberi karunia mengunjungi surga.

Di buku yang ditulis oleh Kevin Malarkey diceritakan bahwa anak tertuanya, Alex Malarkey umur 6 tahun sempat koma selama dua bulan setelah mengalami kecelakaan bersama ayahnya. Ceritanya santer diberitakan di televisi Amerika secara nasional karena jika dilihat secara fakta, maka seharusnya di dalam kondisi separah Alex, dia sudah seharusnya tewas di tempat. Kalian bisa googling di youtube dan ketik Alex Malarkey. Di situ ada banyak ulasan berita mengenai Alex.

Alex sendiri bercerita bahwa pada saat kecelakaan, dia sendiri melihat dirinya keluar dari tubuhnya sendiri dan melihat tubuh ayahnya dibopong lima malaikat bertubuh kekar yang secara hati-hati menempatkan tubuh Kevin di atas aspal jalan setelah terlempar keluar dari mobil. Ketika gw baca kejadian ini, gw jadi teringat kejadian yang terjadi beberapa tahun lalu.

Jadi ceritanya gw masih SMU dan gw tiba-tiba ditelpon teman yang lagi kabur dari rumah. Dia meminta gw untuk menjemputnya di salah satu mal. Gw pun terburu-buru langsung keluar dari rumah karena ngga tahu kenapa feeling gw ngga enak banget setelah ditelpon. Gw kira teman gw itu yang bakal kena bencana (tauknya malah gw), jadinya gw panggil tukang ojek dan menyuruhnya untuk ngebut sekencang-kencangnya. Waktu itu gw juga ngajak adek nemenin gw. Jadi yah satu motor itu ada 3 orang. Ketika motor melewati jalan sempit, tiba-tiba muncul satu mobil hitam yang juga lagi ngebut menyerempet motor yang kami tumpangi. Tau sendiri kalo mobil ngebut nyenggol motor ngebut itu hasilnya seperti apa. Gw dan adek gw sama-sama mental dari motor.

Katanya sih orang yang duduk paling belakang motor itu yang paling parah. Orang-orang juga bilang kalo gw terlempar agak keras ke arah tembok, tapi anehnya gw tuh sama sekali ngga ngerasa sakit ato gimana. Lecet aja kagak sama sekali. Paling cuman basah doang karena gw kelemparnya ke got. Tapi emang pas kelempar itu, gw ngerasa ada yang gendong gw. Gw berasa terbang, tapi ada yang megangin. Setelah kecelakaan, semua orang langsung kerumunin gw karena menurut mereka, gw kelemparnya lumayan kencang. Mustahil kalo gw ngga kenapa-kenapa kata mereka. Selama beberapa saat gw ngerasa itu merupakan keajaiban besar, tapi satu pun teman gw ngga ada yang percaya dan gw pun melupakan itu semua dan menganggap bahwa gw 'digendong' itu cuman perasaan gw aja.

Sekarang setelah baca buku itu, gw ngerasa kalo hidup gw itu benar-benar dilindungi Tuhan. Gw ingat juga dalam beberapa kali kecelakaan, gw selalu ngerasa sensasi-sensasi aneh bahwa ada kekuatan terselubung yang menyelamatkan gw. Pernah satu kali ketika gw lagi ngebut bawa motor dan kemudian mobil di depan tiba-tiba ngerem mendadak. Gw yang harusnya nabrak mobil itu dan terlempar jauh, eh malah jadinya gatau kenapa stang motor lepas dari tangan gw, dan gw mendapati diri berlari-lari di aspal jalan. Gw juga bingung gimana jelasinnya.

Orang yang di belakang gw (bawa motor juga) sampe mental dan luka-luka lumayan parah. Itu tangannya....duh ngeri dah. Tapi, ngga ada yang sampe harus diopname di rumah sakit sih. Cuman heran aja, gw yang posisinya paling dekat dengan mobil tersebut malah ngga luka-luka dan bahkan motornya ngga sampe nabrak mobilnya. Yang nabrak malah orang di belakang gw. Makanya kalo bawa kendaraan jangan ngerem mendadak yah. BAHAYA!!!

Untuk bukunya, gw ceritain lain kali hehehe. Ini aja udah panjang buat ngomongin pengalaman sendiri. Kalo penasaran ama bukunya, silahkan beli di Amazon ato ubek-ubek internet cari ebook nya kayak gw. Soalnya belom terbit di Indonesia sih hahaha.






Life is not perfect, and yet she held that 'imperfectness' close to her heart so she can never dream too high. So she never demand too much from life.




Dia anak tertua dalam keluarganya. Lahir dari keluarga terpandang, ayah yang terkenal paling tampan dan ibu yang berasal dari keluarga nan makmur, namun penuh drama. Saya mungkin tak tahu bagaimana beliau menjalani hari-harinya di masa muda. Namun, saya mengenalnya di hari tuanya, masa keemasan beliau.

Rambut kapas berwarna putih sempurna, rokok filter di tangan, dan suara tegas menenangkan. Buat saya, dia adalah wanita tua yang paling menarik yang pernah saya kenal. Dua puluh tahun lebih muda dari nenek saya, dan dua puluh tahun lebih tua dari mami saya. Sikapnya yang tenang dan tidak pernah tersulut emosi ini membuat saya terheran-heran seumur hidup saya, apa benar dia ada hubungan darah dengan nenek dan mami saya?

Ibaratnya adalah mami dan nenek saya itu tergolong makhluk satu spesies sejenis, yaitu makhluk-makhluk perfeksionis, berlidah pisau, dan mungkin sama-sama mempunyai penyakit High Achievement Syndrome dan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) secara sekaligus. Kalau bisa saya gambarkan, mereka berdua adalah landak berduri yang selalu melukai orang-orang di sekitar mereka yang berada di dekat mereka.

Sedangkan, wanita itu adalah satu spesies yang benar-benar berbeda. Ia tak pernah sama sekali merendahkan orang lain. Tak pernah sama sekali menebarkan bibit kepahitan. Tidak seperti ibu dan adik-adiknya.

Banyak yang bilang dia adalah wanita yang sangat pintar di masa mudanya, dan juga sangat cantik bak bintang film jaman dahulu, walau kecantikannya masih kalah dengan adik nomor ketiganya. Anak-anaknya juga kurang lebih mewarisi genetiknya. Luar biasa pintar dengan penampilan fisik sangat rupawan dan hidup bergelimang harta. Hal itu jugalah yang membuat anak-anaknya seolah lupa daratan dan tinggi hati hingga banyak orang bersikeras untuk menghujani keluarga tersebut dengan dendam-dendam masa lalu.

Tak sedikit orang yang bersumpah untuk memutuskan hubungan darah dengan keluarga tersebut ketika wanita tua atau ibu dari anak-anak itu meninggal suatu hari nanti.

Saya pribadi sangat mengagumi sosok wanita tua ini. Meski anak-anaknya sudah melakukan hal-hal yang tidak termaafkan sekalipun, wanita ini tetap bisa bersikap positif kepada orang lain maupun kepada anak-anaknya. Beliau tahu benar bahwa bersikap negatif tidak akan membawa hasil apapun. Unlike my mom. I still can't believe they both have the exact same blood.

Dia seolah sadar bahwa setiap orang memiliki dua sisi yang tak terelakkan, sisi negatif dan sisi positif. Dua hal yang harus selalu diterima oleh diri sendiri dengan lapang dada. Dia membuat banyak orang belajar, termasuk orangtua saya bahwa hidup itu ngga perlu sempurna. Bahwa hidup itu tak harus hanya yang baik-baik saja dan lalu membuat kamu harus menuntut, menuntut dan menuntut agar hidup menjadi sempurna.

Mungkin benar bahwa wanita tua itu tergolong sempurna. Paras menarik, cerdas, dan hidup bertabur harta sejak muda. Banyak orang takjub dan iri dengan kehidupan wanita ini. Tapi, wanita ini juga sudah mengalami banyak hal. Hal-hal yang mencoreng besar label 'kesempurnaan' yang bahkan bisa mengubah orang biasa menjadi gila dalam semalam. Tapi, apa yang dilakukan wanita tua ini? Dia menerima semuanya itu dengan lapang dada. Dia menerimanya tanpa harus menjerit histeris dan menyalahkan seluruh dunia beserta isinya.

Dia wanita kuat yang mengajarkan orang lain bahwa dengan bergerak maju ke depan, walau sesulit apapun, walau harus dengan merangkak sekalipun, asalkan tetap bergerak maju ke depan dan bersikap positif tanpa harus menyakiti orang lain, tanpa harus merendahkan dan menginjak-injak orang lain, maka segalanya akan baik-baik saja. Dia adalah wanita tegar yang mengajarkan orang lain bahwa ada setitik harapan di tengah-tengah neraka sekalipun.

Dia adalah wanita mengagumkan yang dengan suara tegas dan penuh otoritas, memberikan harapan pada orang-orang yang membutuhkan.

Jujur saja saya masih belum bisa mengucapkan selamat tinggal sama beliau. Saya masih ngga percaya saya ngga bisa bertemu dengan beliau lagi. Saya masih ingat dengan cara dia memanggil nama saya. Saya masih ingat nasihat terakhir dia setahun lalu ketika saya bertemu dia terakhir kalinya. I'm gonna miss you terribly, my dear old mother. You're like the mother I never have. And I'm so grateful to have you as my aunt. Deep down I'm screaming in my heart that I still need you.

Dan nasihat terakhir maktua.... Saya janji akan berusaha melakukan nasihat terakhir maktua dengan sungguh-sungguh. Saya sedih maktua ngga akan ada di pernikahan saya suatu hari nanti. I'm sorry that I still can't say goodbye to you. But, I hope you rest in peace, my dear old mother.





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...