"Ez, I miss him."
"You're so stupid."

Percakapan di atas bisa terjadi berkali-kali dalam sehari.
Di kala pikiran penat atau juga ketika ada sesuatu yang mengingatkan saya padanya.
Suaranya. Tawanya. Celoteh bodohnya saat mendengar tukang bakso lewat.
Saya biasanya akan menarik nafas dalam-dalam dan melirih,

"Ez, I do miss him so much."
"You know what, it doesn't make any sense at all. You know it's not gonna work, but you still miss him? You're stupid."
"I know. Maybe I am stupid. Maybe I am weird. I don't know but I miss him so much."

Sudah berapa lama waktu berlalu?
Saya kenalan dengannya 8 bulan yang lalu.
Berpacaran dengannya 2 bulan kemudian.
Masa pacaran kami hanya berlangsung 2 bulan.
Saya dicampakkannya 4 bulan yang lalu.
Sebulan yang lalu, saya dihapus dari hidupnya.
Dan teman yang saya panggil Ez itu tidak percaya kalau saya masih ada rasa padanya.

Penelitian ilmiah mengatakan bahwa perasaan suka pada seseorang karena emosi sesaat biasanya hanya akan berlangsung selama 5 bulan saja.
Dan saya....bahkan belum berakhir di bulan ke-8.
Dimulai sejak satu minggu setelah saya bertemu dengannya untuk pertama kalinya.
Saya tahu itu salah, but that's the truth and I can't help it.
Saya mencoba untuk menolak kenyataan, menghindari dia, menjelek-jelekkan dia, tapi yang namanya perasaan memang tidak bisa dibohongi.

Hati saya melayang hingga langit ketujuh ketika dia menyatakan perasaannya.
Sudahlah, jangan diingat lagi kenangan indah yang dahulu.
Pada akhirnya dia mencampakkan saya dengan alasan yang tidak saya ketahui sampai hari ini.

Yang saya tahu adalah....
Saya sudah diinjak, dihina, difitnah, dimanfaatkan, dijadikan trophi, dimanipulasi, disakiti, dicuekin, diselingkuhi, dibohongi berkali-kali....dan saya masih merindukannya.

Ya, mungkin saya bodoh...
Atau mungkin juga ada rencana Tuhan di balik ini semua.

Hikmah pembelajaran mungkin? Atau rencana terindah di akhir kisah saya?

Yang saya tahu Tuhan itu baik. Titik. Itu saja.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...