Sama seperti yang ada di tiap adat semua orang di dunia, kalo yang namanya pernikahan memang dipestakan besar-besaran. Seolah-olah untuk menggambarkan perasaan gembira dua sejoli yang akan menempuh kehidupan baru berdua, maka tak heran jika ada orang yang akan menghabiskan seluruh hartanya, atau kalo perlu hutang ke sana-sini untuk mengadakan perayaan pesta yang terbaik dengan pertimbangan bahwa pesta itu mungkin hanya akan terjadi sekali seumur hidup.

Lantas, bagaimana dengan kematian? Apakah wajar jika ada seseorang yang mengadakan pesta meriah untuk kematian orang yang dicintainya? Gw ngga tahu kalo di adat lain itu seperti apa, tapi di adat batak, sebuah kematian itu sama pentingnya dengan pernikahan. Gw yakin pasti ada banyak orang terheran-heran, kenapa kalo ada orang batak yang meninggal, berisiknya sampe kedengeran ke ujung kulon. Nah, seperti yang pernah gw bilang sebelum-sebelumnya, gw ini lahir di keluarga modern yang ngga begitu tahu secara detil mengenai adat batak, tapi gw akan jelaskan menurut yang pernah gw alamin sendiri karena gw pernah menghadiri beberapa upacara pemakaman besar.


SUASANA ACARA ADAT KEMATIAN BATAK


Biasanya acara pesta kematian itu diadakan berhari-hari antara 3-7 hari (ini kalo yang meninggal adalah orangtua yang semua anaknya sudah menikah dan punya beberapa cucu). Acaranya akan dilengkapi dengan segala peralatan band dan singer-singernya (biasanya sih disewa khusus oleh keluarga). Belum lagi kateringnya yang tentunya sangat mahal karena harus menyuguhi makanan bagi para tamu selama berhari-hari itu. Dan tentu sangat penting untuk menyediakan yang terbaik karena hal tersebut sangat mencerminkan seberapa tinggi status si keluarga dan penghormatan mereka terhadap orang yang meninggal itu. Penghormatan tertinggi itu biasanya ditandai dengan hidangan 1 ekor daging kerbau (kalah sih sama acara adat Toraja yang katanya bisa nyembelih kerbau sampai 100 ekor). Jadi, jangan heran kalo upacara adat kematian ini bisa menghabiskan sekitar ratusan juta. Dulu sewaktu kakek-nenek Freya meninggal, nyokap sampe harus ngutang segala.


PEMAKAIAN ULOS BAGI ORANG-ORANG YANG DITINGGALKAN


SAWERAN UNTUK PIHAK HULA-HULA
(Tidak semua orang berhak mendapatkan saweran, hanya untuk pihak hula-hula)

Gw ngga tahu apa ini benar apa engga, tapi nyokap gw berulang kali bilang kalo upacara adat kematian itu ada karmanya. Gw juga ngga begitu tahu apakah karma itu berlaku untuk semua orang atau enggak, tapi yang jelas hal itu memang terjadi pada keluarga kita. Bukannya gw mau bermegah diri, atau pamer, atau merendahkan orang lain, tapi di kesemua upacara adat kematian ketiga kakek-nenek kandung gw, bokap-nyokaplah yang memberikan kontribusi terbesar (katanya sih mereka sampe ngutang banyak gituh).


Idealnya, semua anak-anak dari yang meninggal itu harus memberikan kontribusi, tapi seringkali banyak orang yang susah banget merogoh dompet lebih dalam. Sebagian besar ada yang menyepelekan karena mereka pikir 'halah, untuk apa ngadain pesta untuk orang meninggal?', atau karena mereka merasa ada saudara mereka yang lebih kaya yang seharusnya menanggung keseluruhan pesta (dan gw sendiri berpikir, beuh...emangnya duit bisa turun dari langit?) Yang lucu adalah ketika orangtuanya meninggal, si anak hanya memberikan kontribusi sedikit untuk pesta adat, tapi menuntut bagian warisan terbesar hwkwkwkwk XD.

Yah, biasalah manusia. Tapi, di sinilah letak karmanya. Nyokap bilang, biasanya orang yang memberi banyak di upacara adat ini, pasti akan mendapatkan rezeki yang banyak pula. Buktinya adalah keluarga kami yang mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka setelah upacara diadakan. Dan bagi mereka yang memberi sedikit, berarti rezeki mereka akan sedikit pula di masa depan. Makanya itu, nyokap selalu miris melihat keluarga yang anak-anaknya sangat pelit ketika mengadakan pesta adat kematian bagi orangtuanya. Jika misalkan orangtuanya dahulu adalah pejabat besar, tetapi ketika dalam upacara kematiannya hanya menyembelih seekor babi dan uang saweran hanya 10rb per orang, itu adalah sebuah penghinaan bagi orangtuanya, dan anak-anaknya akan dicibir dan direndahkan orang banyak.



10 Comments

  1. suami kakak iparku orang batak say, jadi sedikit banyak tau. kalo yang aku denger dari mereka sih, sebisa mungkin sodara2 semarganya yang terdekat harus ikut membantu karena nantipun saat mereka kesulitan, kita harus bantu mereka.
    saya salut loh sama kekerabatan dan bahu membahu adat batak.
    Mungkin menurut mereka tradisi tsb baik buat mereka, ya gpp.
    Namanya juga kita hidup dengan banyak keragaman budaya :)

    owww freya orang batak tooohhh. horassss bou!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyalah harus saling bantu kalo saudaraan mah. Marga di belakang nama pan bukan hiasan semata. Kalo kita ngga bisa bantu sodara sendiri, gimana kita bisa bantu orang lain, ya ngga?

      Lah, si teteh baru tauk kalo aye ini orang batak? hahaha horas juga!!!

      Delete
  2. iparnya kakek aku juga orang Batak, namanya opung Tarzan Hutabarat. dan senengnya tuh ya, kalo misal kemana gitu, pas kebetulan ketemu sama sesama Batak yang semarga, wah, berarti kamu tulang aku, ato apa aku, walopun sebelumnya ga kenal, jadi deket deh. enaaaknyaaa. seruuu.^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha biasanya kalo ketemu sesama batak di jalan, pasti ditanyain jelas. Ngga cuman marganya doang, tapi juga marga ibunya en tinggalnya di mana. Ane sering juga loh abis itu orang yang ane temuin di jalan ternyata sodara ane dan bahkan mereka kenal orangtua ane, tapi ane ngga kenal mereka hahaha.

      Delete
  3. Tapi jauh lebih musingin lagi, kalau gara-gara nguburin itu malah nimbulin masalah (baca: utang)... gue rasa, Tuhan juga tau, kok, kemampuan manusia kalau gak bisa nguburin secara hura-hura.. Hehehe... Yang baik buat manusia belum tentu baik untuk Tuhan... Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya lah kalo emang ngga ada 'kemampuan' untuk bikin pesta, orang-orang pasti ngerti. Tapi kalo misalkan orangtua yang meninggal itu orang kaya dan anak-anaknya juga ngga miskin-miskin amat, tapi ternyata bikin pesta cuman 'seadanya' dan ngasih saweran pada afgan-afgan semuanya, ya jelaslah jadi bahan omongan semua orang batak sekota dan mereka langsung di-cap jelek.

      Delete
  4. seru ya...aku pernah ke pesta kawin orang Batak..wah ada makanan apa itu dari daging anjing. terus mejanya dipisah karena gak semua mau makan itu kan. tapi rame dan keliatan kompak banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha gw ngga pernah deh kalo ke pesta kawinan ada daging anjingnya. Paling yah daging babi ato ayam yang dipisah gitu antara yang pake darah dan yang ngga pake darah. Emang deh kalo acara kawinan orang batak paling heboh. Pake acara nari-nari, apalagi pas pemberian ulosnya.

      Delete
  5. Saya punya tetangga orang batak, nah yg meninggal itu Ibunya tetangga w, bisa dibilang nenek lah. Jd anak nya izin ama pakde w yg statusnya lg jd RT setempat buat 3hrian ibunya. Bener2 gokil acaranya, pagi siang mpe tengah malem msh aja lagunya ga berhenti diputer, tp drsitu biasanya ketika lg adzan utk kaum muslim seperti ane, mereka break dulu. Itulah toleransi, yg gw petik disini adalah, w terharu sama adat batak kaiiak gtu, terharu dlm artian, kok bisa yah walaupun bukan sedarah, tp cuma bekal nama marga yg sama mereka bisa solid n ngumpul bareng kaiiak gtu.. Dan masih dipertahankan pula walaupun bukan di tanah kelahiran mereka sendiiri.. Horaaas baah..

    ReplyDelete
  6. Mungkin perlu dikoreksi, untuk pesta adat pemakaman tidak lah sampai tiga hari, hanya saja jika ada keturunan atau keluarga yang sangat penting dalam mengisi acara pemakaman adat maka acara tidak akan dimulai hingga ada kesepakatan dari seluruh pihak keluarga. acara adat hanya 1 hari saja sudah kelar.. dan untuk adat pemakaman tidak keharusan untuk membuat pesta yang mewah katakan saja menyewa musik ketring dan sebagainya.. jadi kembali kepada pihak keluarga, karna pada dasarnya menurut pengalaman saya pribadi bahwa adat batak itu tidak mengajarkan kemewahan atau katakan saja jika mengikuti adat batak yg sesungguhnya, namun yang menjadi masalah adalah ketika suku batak saat ini terlalu menjaga nama baik keluarga, agar dikatakan keluarga terpandang oleh masyarakat sekitar.

    jadi intinya keberagaman suku dan adat istiadat di indonesia menjadikan indonesia indah, namun yang menjadi permasalahan ketika kita salah menerjemahkan adat itu seperti apa dan bagaimana adat sesungguhnya. seperti artikel ini katakan saja ada orang batak yang membacanya tanpa membuktikannya mungkin saja akan mengurangi percaya dirinya sebagai oranga batak,

    ReplyDelete

Don't be shy. Just say anything you want, but please don't spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...